Monday, August 8, 2011

MENGUKUHKAN PERAN MANUSIA MELALUI RAMADHAN



Bismillahirrohmaanirrohiim
Alhamdulillahirobbil’alamiin
AllahummaSholli ‘alaa Sayyidinaa Muhammad wa’alaa alihi wa ash-habihi ajma’iin
Pentingnya meluruskan niat (semua amal tergantung niatnya):
Hadist Nabi (HR Bukhori dan Muslim): "sesungguhnya setiap amal itu tergantung niatnya..."

Mengapa kita perlu senantiasa memasang dan meluruskan niat, karena segala sesuatu tergantung niatnya dan niat akan berubah mengikuti situasi dan kondisi serta keimanan manusia. Demikian pula puasa, kalo niatnya cuman supaya tidak dikatakan “wah gak puasa” maka ya itu saja yang dia dapat.

Seiring dengan perjalanan hidup manusia yang begitu panjang, mulai dalam alam Ruh, Rahim, Dunia, Barzakh, Akhirat. Manusia hanya diberi kesempatan untuk menikmati kehidupan dunia yang cukup singkat dibanding kehidupan Akhirat.
Allah berfirman :
(QS 23 Almu’minuun 114-115): "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui (114) Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? (115)”
QS 79 Annazi’aat: 46 “Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari”
Meski dalam waktu yang sebentar itu, kita mendapat tugas dan amanah yang luar biasa.
1.     Peran Personal yakni Menjadi hamba Allah yang baik dengan memurnikan semurni-murninya penghambaan QS 51:56
”Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
”Mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus..” (QS 98. Al Bayyinah:5)
       
2.     Peran Komunal yakni Menjadi kholifah (pengelola/mengatur/memakmurkan) bumi QS 2:30
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.....”

Kedua peran ini secara fitriyah melekat(inheren) pada diri manusia, dan kelak akan dipertanggungjawabkan di Akherat. Peran-peran tersebut termaktub dalam Firman Allah SWT.

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (QS 66-At tahrim : 6).

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (pada dirimu dan orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan (QS 28-AlQashash: 77).

Firman Allah Swt. “Celakalah orang-orang yang shalat; yaitu orang yang lalai dalam shalatnya dan mereka yang riya (dalam shalatnya) dan enggan menolong orang lain dengan barang berguna” (QS. Al Maun 107:5-7)

Sabda Rasulullah SAW:
كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته، الإمام راع ومسئول عن رعيته،والرجل راع في أهله وهومسئول عن رعيته ،والمرأة راعية في بيت زوجها ومسئولة عن رعيتها
"Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan ditanya mengenai kepimpinannya. Imam (Kepala Negara) adalah pemimpin dan akan ditanya mengenai kepimpinannya, Suami (Bapa) adalah pemimpin bagi keluarganya dan akan ditanya mengenai kepimpinannya, Wanita pemimpin di rumah suaminya dan akan ditanya mengenai kepimpinannya” (HR al-Bukhari)
Bahkan jika kita perhatikan dengan seksama Rukun Islam sebagai pilar/tiang agama kita ini juga dibangun dari dua sisi (Personal: yakin Syahadat, Sholat serta Puasa dan Komunal: yakni Zakat dan Haji)
Bahkan Haji termasuk dalam peran komunal, Dari Jabir ra. Nabi Saw bersabda: “Haji mabrur itu tidak ada balasannya kecuali surga”. Rasul ditanya: “Apa tanda-tanda mabrurnya?”. Nabi Saw menjawab: “Suka membantu memberikan makanan dan santun dalam berbicara” (HR. Ahmad, al-Tabrani,)
Bagaimana strategi mengemban 2 tugas utama kita ini?
1.     Binaa’un Nafsi è Ibda’ Binafsik è Menjadi teladan bagi diri sendiri
2.     Binaa’ul Usroh è menjadi teladan dalam keluarga
3.     Binaa’ul Mujtami’a è menjadi teladan dalam masyarakat
4.     Binaa’ul Ummah è menjadi teladan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara

2 Peran penting ini akan secara otomatis terlaksana apabila seseorang, masyarakat dan bangsa ini telah mencapai derajad taqwa. Oleh karena itu Allah SWT memfasilitasi untuk mendapatkan ketaqwaan itu di Bulan mulia Ramadhan ini dengan memanggil orang-orang yang beriman untuk melaksanakan shiyam di bulan ramadhan sebagai sarana untuk meraih ketaqwaan.

Mengapa Allah memanggil orang-orang yang beriman untuk melaksanakan shiyam dibulan Ramadhan ini? Karena Allah hanya menginginkan agar shiyam dilaksanakan atas dasar keimanan dan berharap mendapat ridho Allah SWT. Sebab, siapa yang berpuasa tidak dengan landasan iman dan mengharap ridho Allah, bahkan tetap saja melakukan perbuatan sia-sia, menggunjing, mengghibah, berdusta dan bermaksiat maka ia hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga saja, puasanya akan di tolak dan Allah tidak butuh dengan puasanya itu.
Maka, pada kesempatan yang luar biasa ini, yang tidak dijumpai di bulan-bulan yang lain, bulan promo besar-besaran, “gratis belanja selama 3 menit di 7-11”. Mari kita berfastabiqul khoirot untuk menjadi hamba yang baik sekaligus menjadi pemimpin yang baik. Mumpung bulan ramadhan, yang semula malu-malu belajar alqur’an, tidak perlu malu lagi untuk belajar, yang semula malu menggunakan jilbab tidak perlu malu lagi menggunakan jilbab, yang biasanya pelit senyum belajar senyum, yang biasa suka marah-marah di tahan, yang biasa suka ngomongin orang mulutnya di tutup dan belajar diam, yang biasa shodaqoh sedikit diperbanyak... 

No comments:

Post a Comment